Rabu, 08 Juni 2011

Antara Mr "A" dan Mr Bean

Polemik tentang siapa Mr."A" yang dilontarkan oleh Wasekjend Partai Demokrat Ramadhan Pohan masih menjadi tanda tanya besar ? Bahkan hal ini cenderung membuat resah para politisi. Pasalnya, misteri siapa Mr.A sampai saat ini belum terjawab. Banyak para politisi berinisial A. Ada Akbar Tanjung, Aburizal Bakri, Amien Rais, Adyaksa Dault dll. Atau boleh jadi dari internal Partai Demokrat sendiri ada Anas Urbaningrum. Sebenarnya tidak menjadi persoalan penting bagi rakyat siapa Mr.A itu. Karena itu hanya akan menjadi komoditas tersendiri para politisi.
Ketika didesak untuk segera meng-clear kan siapa Mr.A itu, Ramadhan Pohan tetap bersikukuh untuk tidak menyebutkannya. Oleh banyak kalangan, hal ini adalah sesuatu yang tidak etis, tidak bijak, dan tidak memberikan pembelajaran politik yang baik. Mengapa ? Karena seakan-akan hanya melemparkan isu belaka tanpa ada pertanggungjawaban dari si empunya. Politisi yang baik adalah setiap perbuatan dan perkatannya harus akuntabel. Sehingga kredibilitasnya tidak diragukan. Kalau hanya sekedar memunculkan isu tanpa ada pertanggungjawaban itu namanya isu sampah dan pepesan kosong belaka. Dan menurut hemat saya, media tidak perlu ikut-ikutan membesar-besarkan polemik ini.
Pemunculan isu Mr. A banyak disinyalir hanya untuk mengalihkan isu yang saat ini sedang mendera Partai Demokrat. Memang saat ini Partai Demokrat sedang digoyang kanan kiri. Kasus bendahara Nazarudin akhir-akhir ini sedikit banyak menjadikan Partai Demokrat sebagai "tertuduh", "tersangka" dan terpojokkan. Bahkan hasil survey terbaru suara Partai Demokrat mengalami penurunan, meskipun masih yang tertinggi.
Isu Mr. A menjadi lelucon belaka manaka Ramadhan Pohan tidak mampu menjelaskan dan mempertanggungjawabkannya. Bahkan akan menjadi bahan tertawaan para politisi khususnya dan masyarakat pada umumnya. Berbeda dengan Mr. Bean yang memang memiliki daya humor dan jenaka tersendiri. Segala geraknya selalu mengundang gelak tawa penonton. Sehingga para penonton mengalami "ektase" dan refresh. Tetapi jika Mr. A yang dimunculkan politisi Demokrat akankah memberikan pencerahan dan refres? Atukah tidak sebaliknya ? Tanyakan pada rumput yang bergoyang,......

Selasa, 07 Juni 2011

Training Jurnalistik

Siswa SMP Muh PK Buat Parcel

OLO—Sedikitnya 21 siswa SMP Muhammadiyah Program Khusus (PK) Kotabarat, membuat parcel, di sekolahnya, Jumat (20/8). Rencananya parcel hasil karya siswa akan disumbangkan ke panti asuhan. 
Salah seorang siswa, Andri Maulana Firdaus mengaku memulai menata isi parcel ke dalam keranjang.”Parcel ini akan kami sumbangkan kepada orang yang tidak mampu agar mereka senang,” katanya saat ditemui di sela-sela menghiasnya, Jumat (20/8).
Selain parcel, sekolah juga akan menyumbangkan barang kebutuhan pokok seperti beras, uang dan pakaian pantas pakai. ”Bakti sosial akan kami selenggarakan pada tanggal 31 Agustus. Kami berharap sumbangan yang kami berikan setidaknya mampu meringankan beban mereka,” ungkapnya.
Wakil Kepala SMP Muhammadiyah PK, Muh Diyatmoko mengatakan kegiatan ini dalam rangkaian Ramadan More Religious and More Characteristic. Selain itu, ada pesantren kilat yang dilaksanakan tanggal 19-21 Agustus yang diisi dengan motivasi terhadap siswa dan memberikan bekal kesiapan menginjak dewasa. (fir)

SMP MUH PK Adakan Training Jurnalistik

Solo (Solopos.com)--Sebanyak 17 siswa SMP Muhammadiyah Program Khusus (PK) Solo mengikuti training jurnalistik di sekolah setempat, Sabtu (21/5/2011).
Kegiatan ini terselenggara atas kerja sama Harian Umum SOLOPOS dengan SMP Muhammadiyah PK Solo. Dalam pemaparannya, Manajer Lembaga Pelatihan Jurnalistik Solopos (LPJS), Niken Satyawati, menjelaskan berita adalah peristiwa yang dilaporkan. Namun tidak semua informasi bisa dilaporkan menjadi berita.
“Peristiwa itu harus memiliki nilai berita. Diantaranya unik, baru, kontroversial, human interest, ketegangan. Tak hanya wartawan, masyarakat umum juga bisa melaporkan sebuah informasi. Hal ini termasuk dalam citizen jurnalism,” ungkapnya.
(ewt)

Aksi Teatrikal SMP MUH PK SOLO

Solo –

 Dalam rangka memeringati Hari Kebangkitan Nasional dan Momentum Kebangkitan Reformasi, puluhan siswa SMP Muhammadiyah Program Khusus Solo, Juamt (20/5) pagi melakukan aksi teatrikal anak negeri di Kota Barat.
Waka Pengajaran SMP Muhammadiyah Program Khusus, Muhdiyatmoko ditemui Timlo.net saat melihat aksi murid-muridnya mengatakan, “Mereka (para siswa)  melakukan ini semua untuk merefleksi reformasi yang setengah hati karena orang-orang yang tidak bertanggungjawab yang sehingga membuat anak-anak ini belajar memberikan masukan kepada reformasi yang berjalan di tempat.”
“Jadi ini anak-anak dari kelas 7 sebanyak 21 anak. Anak-anak ini ada yang pura-pura menjadi anggota DPR yang membawa sumbangan pulsa Rp14 juta dan mereka juga membawa uang sebagai bentuk sindiran untuk negara ini, karena bangsa ini semakin terpuruk dengan adanya korupsi itu,” jelasnya.
Pihaknya mengharapkan agar anak-anak didiknya nanti bisa memimpin masa depan dan semoga menjadi teladan yang baik dan mereka jangan ikut-ikutan pemimpin saat ini yang berbuat tidak baik.
Dari pantauan Timlo.net,  terpampang tulisan “Harkitnas, Lanjutkan Reformasi” serta “Koruptor = Teroris”.  Salah satu siswa, Raka Putra Wicaksana mengaku prihatin dengan adanya korupsi. “Ini sekaligus buat pengalamanku untuk melakukan teatrikal ini dan harapanku ya semoga pemerintah memperhatikan negeri ini agar tidak terjadi adanya korupsi dan pemerintah seharusnya memperhatikan nasib rakyat-rakyat miskin,” harap siswa 12 tahun ini.
Editor: Marhaendra Wijanarko,